Sabtu, 02 Juni 2012

Tugas, Tanggungjawab dan Shifat Guru


TUGAS, TANGGUNGJAWAB DAN SIFAT GURU
Oleh : 
Iman Nurzaman (Ketua KKDT Sukaraja)

A.    Tugas Guru
                Pendidikan diperlukan oleh semua manusia. Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan. Kerena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup sebagaimana binatang, tetapi manusia mempunyai tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan ilmu yang akan diperoleh melalui pendidikan. Inilah yang membuat manusia lebih unggul dan mulia dibanding makhluk lain.
Para pakar pendidikan menyatakan bahwa 'Amaliyatu al-ta'lim (Kegiatan Pembelajaran ) itu terbentuk dari tiga unsur yaitu guru (al-Mudarris), kurikulum (al-Manhaj) dan peserta didik / murid (al-Tilmiidz).[1] Disamping itu memang banyak instrumen lain dalam pendidikan ini antara lain buku, pembuat kebijakan pendidikan, sarana prasarana pendidikan, media pembelajaran, tetapi dari sederet instrumen-instrumen tersebut gurulah ujung tombaknya. 
Para guru itu berperan besar dalam mencetak kehidupan setiap orang yang pernah mengecap bangku sekolah. Para guru membentuk kepribadian para pemimpin masyarakat, para politikus, militer, pemikir dan para praktisi di bidang-bidang kehidupan yang lain. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai pengaruh terhadap setiap murid yang didiknya. Sehingga seorang pakar pendidikan Islam di Riyadl Arab Saudi Muhammad Bin Abdullah ad-Duweisy menyatakan dalam kitabnya :
أَيُّ خَطَأٍ يَرْتَكِبُهُ ذَاكَ الَّذِيْ يَظُنُّ التَّعْلِيْمَ وَظِيْفَةً رَسْمِيَّةً فَحَسْبُ، وَأَيُّ ظُلْمٍ وَإِهَانَةٍ لِلْجَيْلِ وَالنَّشْءِ- لاَ لِلْمُعَلِّمِ وَحْدَهُ -  تِلْكَ النَّظْرَةُ الْقَاصِرَةُ الَّتِيْ تُقَلِّلُ مِنْ مَكَانَةِ الْمُعَلَِمِ
" Kesalahan besar tatkala ada anggapan bahwa mengajar adalah sekedar profesi, ini kedzaliman dan pelecehan besar terhadap generasi muda –tidak hanya kepada guru semata- karena meremehkan kedudukan seorang guru.[2]

Al-Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ulum al-diin,  memaparkan tentang sepuluh tugas ( al-Wadhifah ) seorang guru [3] ;
1.  الشَّفَقَةُ عَلىَ الْمُتَعَلِّمِيْنَ وَأَنْ يَجْرِيَهُمْ مَجْرَى بَنِيْهِ  ( Mencintai muridnya dan memperlakukan mereka sebagaimana ia memperlakukan anaknya sendiri )
2.     فلا يطلب على إفادة العلم أجرا  ( Tidak menuntut Bayaran (gaji) dalam pengajaran ilmunya ).
1
 
3.     أن لا يدع من نصح المتعلم شيئا    ( Senantiasa menasehati Muridnya ), sehingga seorang guru perlu mengenali sebaik-baiknya tentang latar belakang pengetahuan muridnya. Seorang guru harus memastikan muridnya tidak terlibat dalam kajian yang terlalu sulit sebelum menguasai pengetahuan yang lebih mudah. Jika tidak, kajiannya bisa saja justeru menyesatkan murid.
4.     أن يزجر المتعلم عن سوء الأخلاق بطريق التعريض ما أمكن  ( Melarang Murid berakhlaq jelek dengan metode penyajian apapun yang mungkin )
5.     أن المتكفل ببعض العلوم ينبغي أن لا يقبح في نفس المتعلم العلوم التي وراءه     ( Mengembangkan rasa hormat terhadap ilmu-ilmu diluar ilmu yang ditekuninya )
6.    أن يقتصر بالمتعلم على قدر فهمه فلا يلقى إليه ما لا يبلغه عقله  ( Mempertimbangkan daya tangkap muridnya dan mengajarnya berdasarkan daya akalnya tersebut )
7.    أن المتعلم القاصر ينبغي أن يلقى إليه الجلى اللائق به ولا يذكر له وراء هذا تدقيقا وهو يدخره عنه
       ( Guru harus memberi perhatian dan memperlakukan secara khusus terhadap murid yang tertinggal, berbeda dari murid kebanyakan)
8.    أن يكون المعلم عاملا بعلمه فلا يكذب قوله فعله  ( Guru harus menjadi tauladan yang baik (uswah) bagi murid-muridnya )

Dari tugas-tugas tadi pokok utama dari tugas seorang guru Pendidikan Agama Islam adalah mencetak generasi dan mendidik tunas muda agar senantiasa dapat menjadi manusia yang sebenarnya yakni manusia yang mempunyai visi hidup yang berselera tinggi yakni : Mendapat kebaikan didunia dan di Akhirat serta selamat dari api neraka.    (فى الدنيا حسنة وفى الآخرة  حسنة وقنا عذاب النّار   )
Kebaikan di dunia dengan ilmu dan bisa beramal dengan ilmunya dan kebaikan di akhirat dengan masuknya surga Alloh Subhanahu Wata'ala dengan keamanan yang sempurna tidak dimasukan dulu ke neraka.

B.         Tanggungjawab Guru
Bagi guru Pendidikan Agama Islam, tugas dan kewajiban sebagaimana telah dikemukakan diatas, semuanya merupakan amanah yang harus diterima atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan sebagai guru. Amanah tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Alloh Subhanahu Wata'ala telah berfirman dalam QS. Annisa : 58 ;
bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

Tanggungjawab guru ialah keyakinan bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya didasarkan pertimbangan mencari pahala hanya dari Alloh Subhanahu wata'ala (ikhlash) dan pertimbangan profesional (professional judgement) secara tepat. Pekerjaan guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal. Pekerjaan guru sepatutnya mendapatkan pertimbangan dan perhatian sungguh-sungguh. Karena kalau tidak usaha pendidikan akan jatuh ke tangan orang-orang yang bukan ahlinya. Karenanya sebagai wujud tanggungjawab terhadap profesinya seorang guru ditutut untuk mewujudkan pengembangan profesinya dalam hal mutu, kualitas dan sikapnya terhadap Sang Maha Pencipta Alloh 'Azza Wa Jalla, terhadap diri, lingkungan dan sesamanya.

B.    Sifat Guru
Tidak ada satu tugas atau profesi, besar atau kecil, kecuali pelaksanaannya itu harus mempunyai sifat-sifat atau kriteria yang harus dipegang dan dilaksanakan dan ada yang harus dibuang dan dihindari. Sehingga sifat-sifat yang harus diketahui seorang guru terbagi kepada sifat-sifat yang positif dan sifat-sifat yang negatif.
Menurut Muhammad Abdullah Ad-duweisy diantara Sifat-Sifat yang positif yang harus dimiliki oleh seorang guru itu adalah sebagai berikut :
1.    Ikhlash Hanya  Kepada Alloh (الإخلاص لله وحده)
      Al-Imam Al-Nawawi pernah berkata :
ويجب على المعلم أن يقصد بتعليمه وجه الله لما سبق، وألا يجعله وسيلة إلى غرض دنيوي، فيستحضر المعلم في ذهنه كون التعليم آكد العبادات، ليكون ذلك حاثاًّ له على تصحيح النية، ومحرضاً له على صيانته من مكدراته ومن مكروهاته، مخافة فوات هذا الفضل العظيم والخير الجسيم"(المجموع شرح المهذب (1/30))
Seorang guru itu wajib mengajar dengan tujuan mencari ridlo Alloh berdasarkan dalil yang lalu. Ia tidak menjadikannya sebagai sarana untuk meraih tujuan duniawi. Hendaknya seorang muallim selalu merasa bahwa mengajar merupakan ibadah yang paling muakkad ( ditekankan ) agar hal itu sebagai pemicunya untuk memperbaiki niat sebagai pendorong agar selalu menjaganya dari noda-noda yang tidak diinginkan, karena ditakutkan akan hilangnya keutamaan dan kebaikan yang besar ini. [4]

Meskipun niat yang baik adalah perasaan di dalam diri, tetapi niat tersebut memainkan peranan penting untuk menata perilaku guru dan menegakkan pengawasan dari dalam dirinya sehingga seorang guru akan berbuat maksimal dan menjaga amanah yang dipikulnya.
2.      Taqwa dan Ibadah  (التقوى والعبادة)
3.      Mendorong dan Memicu Murid untuk Giat Mencari Ilmu
 ( حث الطالب على العلم وتحريضه عليه)                
4.      Berpenampilan baik   (حسن المظهر)
5.      Berbicara Baik (حسن المنطق)
6.      Berkepribadian Matang dan Terkontrol (الانضباط واتزان الشخصية  )
7.      Keteladanan yang baik  (القدوة الصالحة)
8.     Memenuhi Janji   (الوفاء بالوعد)
9.      Berperan Memperbaiki Sistem  (الإسهام في إصلاح نظام التعليم)
10.  Bergaul Secara Baik Dengan Murid    (حسن المعاملة للطالب)
Selanjutnya menurut Muhammad Abdullah Ad-duweisy jika ada sifat-sifat positif yang harus diambil dan dilaksanakan, maka ada juga sifat-sifat negatif yang harus hindari dan dijauhi. Diantara Sifat-Sifat yang negatif yang harus dijauhii dan dihindari oleh seorang guru itu adalah sebagai berikut :
1.       Menyombongkan Diri Dengan Tidak Menerima Kebenaran
      (الاستكبار عن قبول الحق)
2.      Hasad (Dengki) kepada Murid (حسد الطالب)           
3.      Fatwa Tanfa Ilmu   (الفتيا بغير علم)
4.      Banyak Bergurau  (كثرة المزاح)
5.      Memanfaatkan Anak Didik Untuk Urusan Pribadi
      (استخدام الطلبة في الأمور الشخصية)
6.      Berada di Tempat-Tempat Yang Tidak Pantas  (الوقوع في مواطن التهم)
7.      Emosional dan Mudah Mengancam   (سرعة الانفعال ولغة التهديد)
8.     Mengejek dan Merendahkan Murid  (السخرية من الطالب واحتقاره)
9.      Menggunjing Murid  (غيبة الطلاب)
10.  Membuat Murid Bosan  (إملال الطالب)
11.   Mengajarkan di Luar Batas Kemampuan Murid        ( (تعليم الطالب ما لا يدرك
12.  Menjelek-Jelekan Guru Lain atau materi pelajarannya
      (انتقاد المدرسين الآخرين أو موادهم)


[1] DR. Hasyim Ali al-Ahdal,(t.t) Al-tarbiyah al-Daztiyah
[2] Muhammad Abdullah Ad-Duweisy, 1416 H.  al-Mudarris Wa Maharat al-Taujih, Riyadl, hal. 1
[3] Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Maktabah Samilah, hal 55- 58
[4] Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab : 1/30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar