السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله
أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ :اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Suatu kebahagiaan bagi kita bila kewajiban yang Allah
swt bebankan kepada kita dapat kita laksanakan dengan sebaiknya. Salah satunya
adalah ibadah Ramadhan, khususnya puasa yang baru saja kita selesaikan.
Kita berharap makna-makna penting dari ibadah Ramadhan memberi warna positif
dalam kehidupan kita ke depan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan
datang.
Meskipun demikian setelah merenung dan mengevaluasi,
kita juga menjadi sedih karena Ramadhan yang begitu cepat berlalu belum optimal
rasanya kita isi dengan ibadah dan dakwah. Ya Allah, Ya Tuhan kami. Begitu
banyak waktu kami tersita untuk hal-hal yang tidak penting, menghabiskan malam
dan menunggu saat berbuka dengan sesuatu yang sekadar hobi dan hura-hura.
Kurangnya rasa syukur atas rizki juga membuat kami selalu merasa kurang dengan
apa yang sudah engkau berikan sehingga terlalaikanlah diri kami hingga tidak
sedikit orang yang meskipun sedang berpuasa Ramadhan tetap saja menghalalkan
segala cara dalam mendapatkan rizki.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Terwujudnya kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa
yang bahagia dan sejahtera merupakan dambaan semua orang. Untuk mencapainya,
diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Paling tidak, ada
tiga kunci yang harus kita miliki dan kita laksanakan dalam hidup ini.
Pertama, Taqwa. Pada diri manusia,
ada dua potensi sekaligus yang dapat membuat dirinya menjadi orang yang sangat
baik atau sangat buruk, dua potensi itu adalah sifat taqwa dan sifat fujur
(durhaka). Allah swt berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
mensucikan jiwa itu dan merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams
[91]:8-10).
Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan
mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam situasi dan
kondisi yang bagaimanapun juga, bahkan di manapun seseorang berada. Ketaqwaan
kepada Allah swt merupakan kunci kemuliaan bagi manusia, karenanya setiap
mukmin harus berusaha untuk bertaqwa dengan sebenar-benar ketaqwaan sehingga
hal ini tidak hanya ditekankan kepada umat Nabi Muhammad saw, tapi juga kepada
umat-umat sebelumnya, Allah swt berfirman:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ
وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
“Dan kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di
bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu
kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi
hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An Nisa
[4]:131).
Manakala ketaqwaan kepada Allah swt sudah ditunjukkan,
maka kebahagiaan dan kesejahteraan akan diraih manusia dengan diperolehnya
jalan keluar atas persoalan hidup, memperoleh rizki, bahkan rizki yang tidak
terduga, memperoleh kemudahan dari kesulitan dan yang lebih membahagiakan
adalah memperoleh ampunan dan ditutupinya dosa, Allah swt berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا
يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya.” (QS Ath Thalaq [65]:2-3).
Pada ayat lain, Allah swt juga berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Thalaq [65]:4).
Sedangkan yang juga amat membahagiakan ketaqwaan
disebutkan oleh Allah swt:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ
أَجْرًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala
baginya.” (QS Thalaq [65]:5).
Bila taqwa sudah bisa kita wujudkan dalam hidup ini,
maka kita pun akan menjadi manusia yang paling mulia di hadapan Allah swt:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
terdiri dari seorang lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di sisi Allah di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat
[49]:13).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci Kedua untuk meraih
Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat adalah saling
sayang menyayangi dengan sesama. Di samping itu keindahan hidup juga bisa
dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan
sehari-hari. Paling tidak, ada empat hal yang harus diwujudkan sebagai cermin
dari saling sayang menyayangi antar sesama kita. Pertama, saling
menghormati sehingga tidak ada buruk sangka, tidak mengejek, dan tidak
memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak mencari aib atau kejelekan, serta
tidak menggunjing, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ
يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا
مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ
الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ
الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ
بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita
wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS Al Hujurat [49]:11-12).
Kedua, Tolong
Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan sekuat
apapun manusia ia membutuhkan pertolongan. Kerjasama dalam kebaikan, bahkan
sedapat mungkin menolongnya bila dalam kesusahan, meskipun dia sendiri berada
dalam kesusahan, dia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah: “Dan
tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS Al Maidah [5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul SAWbersabda:
لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia
mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan
Muslim dari Anas).
Di antara maksud ta’awun dalam kebajikan adalah
menghilangkan atau paling tidak mengurangi kesulitan orang lain, bila ini
dilakukan, keutamaannya adalah ia akan dihilangkan kesusahannya oleh Allah Swt
dalam kehidupan di akhirat, bahkan orang yang suka menolong akan mendapatkan
pertolongan dari Allah Swt, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَعَلَى مُعْسِرٍ
يَسَّرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ
الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim,
niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa
menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.
Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (HR.
Muslim).
Ketiga, Saling Memberi Nasihat
(taushiyah), sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan
meninggalkannya, dan bila terlanjur salah, maka kesalahan itu tidak sampai
menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, orang baik membutuhkan nasihat agar ia bisa
mempertahankan dan meningkatkan kebaikan, sedangkan orang yang belum baik
membutuhkan nasihat agar menjadi baik, ini akan mencegah manusia dari kerugian,
Allah SWT berfirman:
وَالْعَصْرِ.إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
”Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta
nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr [103]:2-3).
Keempat, Melindungi Keselamatan Harta dan
Jiwa sehingga adanya seorang muslim akan memberikan ketenangan bagi muslim
lainnya, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُعْتِقَهُ
مِنَ النَّارِ
“Siapa saja yang melindungi harta benda saudaranya,
Allah akan lindungi wajahnya dari sentuhan api neraka.” (HR. Ahmad).”
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
أَلْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ
وَأَمْوَالِهِمْ
“Seorang mukmin adalah mereka yang mampu memberikan
keamanan bagi mukmin lainnya, baik keamanan diri maupun harta.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi dan Hakim).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci ketiga untuk meraih
kebahagiaan dan kesejahteraan adalah melaksanakan Tanggung jawab. Kehidupan
yang baik akan terwujud manakala masing-masing orang, sebagai apapun dia dan di
manapun berada dapat menunjukkan rasa tanggungjawab, baik sebagai pribadi,
keluarga, masyarakat maupun bangsa. Karena itu, harus kita sadari bahwa banyak
sebutan yang ada pada diri kita, dibalik itu ada kewajiban yang harus kita
tunaikan, sebutan sebagai suami, istri, orang tua, anak, pengurus masjid hingga
pemimpin dan pejabat pada setiap tingkatannya. Namun, yang amat kita sayangkan
adalah banyak orang yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kekacauan dan
kesengsaraan, padahal segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban, Allah
SWT berfirman:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Isra [17]:36)
Dalam kehidupan pribadi dan keluarga, masing-masing
orang bertanggung jawab hingga ke akhirat nanti, karenanya Allah swt menegaskan
kepada kita agar jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka. Bahkan dalam
konteks kepemimpinan, kita juga memahami bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
yang menyebutkan bahwa setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinan itu. Karena itu, pemimpin yang bertaqwa
kepada Allah swt amat kita butuhkan dalam hidup ini.
Dengan demikian, setiap kita harus berusaha untuk
terus berjuang mengembangkan kehidupan yang baik dan sejahtera, meskipun
kendala yang kita hadapi sangat besar. Akhirnya mari kita tutup ibadah shalat
Id kita hari ini dengan berdoa:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
وَالْكَافِرِيْنَ.
“Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau
adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari
kaum yang zhalim dan kafir.”
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا
وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena
ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia
menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali
kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan
dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.”
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ
مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا
بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ
الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ
مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ
مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut
kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan
berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan
pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran,
penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi
kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan
janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu
kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi
kami.”
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
“Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat,
mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.”
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang
baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab
neraka.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar